Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2013

Dua Pertiga Indonesia Raya yang Hilang

Hafalkah kita? Atau bahkan tak pernah dengar? Semoga hari ini jadi momentum kita untuk lebih mengenal Indonesia ya :) Bait I Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku, Di sanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku,  Bangsa dan tanah airku,  Marilah kita berseru,  Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku, Hiduplah neg'riku, Bangsaku, Rakyatku, semuanya, Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya. Bait II Indonesia, tanah yang mulia, Tanah kita yang kaya, Di sanalah aku berdiri, Untuk s’lama-lamanya. Indonesia, tanah pusaka,  P’saka kita semuanya,  Marilah kita mendoa,  Indonesia bahagia. Suburlah tanahnya, Suburlah jiwanya, Bangsanya, rakyatnya, semuanya, Sadarlah hatinya, Sadarlah budinya, Untuk Indonesia Raya. Bait III Indonesia, tanah yang suci, Tanah kita yang sakti, Di sanalah aku berdiri, N’jaga ibu sejati. Indonesia, tanah berseri,  Tanah yang aku sayangi,  Marilah kita berjanji,  Indonesia abadi.

200 words for Internship in LAPOR UKP4

Andai Saya menjadi Communication & Design Specialist, Program LAPOR UKP4 Membangun Rasa Kepemilikan Indonesia (yang sebenarnya) Mengawali tulisan ini, saya kembali mengingat apa yang dikatakan Pandji Pragiwaksono dalam talkshow Mata Najwa edisi Pemimpin Bersih. Saat sang tuan rumah – Najwa Syihab mempersoalkan generasi muda yang kian apatis agar tidak repot terbawa masalah, Pandji menganalogikan Indonesia sebagai rumah kita bersama. Walau sudah ada yang kita bayar melalui pajak, seharusnya rasa memiliki akan republik ini tak membuat kita menunggu ‘pelayan’ membersihkan rumah kita dari berbagai ‘kekotoran’. Hari ini kita sudah merasa memiliki Indonesia. Kita sedih apabila ada yang ‘mengotorinya’. Namun tak banyak yang mengerti (dan memiliki kemampuan) untuk mengubah keadaan. Maka dari itu saya nyaris menjerit saat mengetahui portal ini hadir, terlebih tumbuh dari rahim birokrasi itu sendiri. LAPOR mengadaptasi mekanisme Whistle Blowing, dipadukan dengan teknologi serta

(Merasa) benar karena biasa, biasa melakukan kesalahan.

Singkat saja. Sudah malam, sudah lewat jam 12. Ini hutang tulisan kemarin harusnya. Maaf ya pemirsa Tulisan ini dipersembahkan untuk seorang mbak berjilbab, pengendara motor mio, pelanggar lalu lintas yang menganggap dirinya benar. Here it is Kamis lalu, setelah buka puasa bersama HIPMI Jaya, gue menyempatkan diri bersilaturahmi bersama teman-teman SMP 236 Jakarta. Berhubung waktu buka puasa bersama nggak bisa hadir - atau tepatnya lupa dateng (duh maaf teman2), akhirnya gue bela-belain deh dateng ke futsal city raden inten, jakarta. Dari pacific place, stasiun manggarai, akhirnya sampai di stasiun cakung tempat gue menitipkan motor. Keluar dari stasiun kemudian jalan kearah pondok kopi menyebrangi rel Sore itu sekitar jam 8 malam, situasi lalu lintas masih tersendat. Kemacetan sepanjang 10-15 mobil sebelum palang kereta api pun terlihat. gue berjalan dengan perlahan di kanan jalan. Namun terlihat rombongan pelanggar lalu lintas yang melawan arah disana. Mencoba menerobos m