Skip to main content

[Customer Reports] Solaria: Cerita tentang minyak bumi, laser ungu dan kecoaknya

Oh ya, sebelumnya mau memperkenalkan dulu ah, kalo di blog gw ini selanjutnya akan ada satu rubrik yang namanya ARA's Customer Reports. Jadi apapun yang gw makan, gw alami, akan gw laporkan dalam bentuk laporan komperhensif ala jurnalis, dengan data-data primer maupun sekunder. Hehehe Here is it! the first ARA's Customer Reports!

"Solaria comes from the words Solar and Ia, founded by Jimmy Wales who work as a Catering Worker and Solar Carrier. He was fired from Pertamina because he spill the Solar to the Food he carried. 5 Years later he open a restaurant named Solaria because of that event."
Pernah denger tentang Restoran Solaria? Hmmm pastinya tahu dong ya. Restoran ini nih benar-benar menjamur  di hampir semua mall, terutama di jakarta. Siapa sekarang yang tak kenal? Bahkan restoran ini sudah bisa disejajarkan dengan rumah makan lain seperti bakmi GM atau Platinum. Oke , Saat ini kita akan coba ngobrolin hal yang unik nih dari restoran ini, jika dilihat dari kacamata seorang mahasiswa.
Mmmm dimulai darimana ya? lihat makanannya dulu deh, kalo produknya bagus kan logikanya barangnya laku kejual. Tapi....anehnya yang dijual pun biasa aja, kayak chicken Mozarella, Chicken Cordon Bleu, Nasi Goreng, Steak, mie goreng dan sebagainya. Gw pikir makanan ini bisa didapet dimana aja sih....nah lho??
Lalu apa yang bikin restoran ini sungguh amat amat ngetop? Ternyata saudara-saudara, sungguh marketing memainkan peranan penting dalam kehidupan kita *haha lebai. Branding bro! Solaria berhasil menempatkan mereknya dengan tepat! Posisi dimana rumah makan ini adalah tempat nongkrong anak muda saat pergi ke mall. Tempat makan yang cozy, yang asik dan cocok di kantong para pemuda pemudi indonesia
Oke kita mulai, diawali dengan papan nama yang luar biasa ngejreng dengan lampu laser ungu, siapapun bisa mengenali rumah makan ini. Satu hal yang perlu dicatat, firstsight impression itu penting banget, dan solaria berhasil membuat warna ungu menjadi trade marknya. Logo yag catchy serta penerangan yang bagus membuatnya selalu menjadi point of view setiap pengunjung yang lewat. Walaupun ini lebih mirip logo toko furnitur sih daripada logo rumah makan, hehehe
Layout Design Solaria
Lanjut pada layout design. Impresi orang saat memasuki tempat ini adalah tempat yang gaul, yang cozy banget. Warnanya nikmat di mata, adem pula dimata. Sofa yang dipilih pun cukup besar dan nyaman untuk diduduki (tergantung di bagian mana kamu duduk) . Nampaknya pengelola restoran tahu bagaimana memanjakan pengunjung dengan baik, walaupun pasar yang dituju adalah kelas menengah kebawah
Setelah duduk, kita bakal didatengin sama salah satu pelayan, ditanya mau pesan apa. Itu standar sih, nggak ada yang spesial. Personal selling dari sang pelayan juga kurang nyaman di hati customer (seharusnya pelayan bisa lebih ramah menurut gw). Nah satu fenomena yang lucu, solaria ini menerapkan sistem bayar dimuka untuk setiap pesanan. Setelah membayar, struk bukti pembelian akan ditempelkan pada sisi meja untuk dicek, apakah pesanan sudah lengkap semua. Dari sisi solaria, strategi ini efektif untuk meminimalisir pengunjung yang kabur, atau pesanan ditengah-tengah yang sering tidak tercatat. Tapi dari segi pengunjung, bayar dimuka ini relatif 'menghina' customer karena integritasnya diragukan. In my opinion.
Oh ya, life music? Tentunya ada. Waktu gue dan patar (sobat SMA) makan disitu, musiknya beeener2 keren. Bayangkan, kangen band satu album dipuuuter ampe 3 lap. hahaha, well, branding emang nggak boleh  tanggung-tanggung sih. Salut lah untuk kangen band yang udah menjamah restoran di kelapa gading mall :D
Hmm saat kita lihat daftar menu, harga yang ditawarkan berkisar antara 10ribu hingga 30 ribuan. Seperti chicken gordon bleu yang  berharga 25 ribu, atau spaghetti bolognaise seharga 14.456 ribu rupiah.  (harga lain bisa dilihat disini) Cukup murah sih kalau dibandingkan dengan layout yang ditawarkan, kemudian letak restoran yang berada di mall mall elit, tapi eh ternyata rasa yang disajikan biasa saja.

Okelah harus diakui mereka memang menang di kuantitas, terutama nasi. Buaanyaaaakk banget, dijamin kenyang deh keluar dari sana. Hal ini cocok pula dengan pasar yang mereka sasar. Nggak terlalu perduli rasa, yang penting murah, bergengsi, dan kenyang :D

Yang amat sangat disayangkan dari restoran ini adalah pelayanan dan tingkat kehigienisannya. Dari segi pelayanan, memang kecepatan menghidangkan menjadi poin utama yang harus diperbaiki. Entah karena operation line nya yang kurang baik sehingga banyak bottle neck, atau memang overload pesanan. Yang jelas,  butuh lebih dari setengah jam dari memesan hingga mendapatkan makanan kita. Ini tentu tidak baik. Belum lagi pelayanan dari waiter yang kurang ramah, tidak sigap jika dimintai tolong. Ini mungkin subjektif tapi pelayanan mereka masih buruk (pengalaman pribadi)

Yang paling parah adalah tingkat kehigienisan. Di beberapa forum internet (untungnya tidak mengalami langsung) gue menemukan artikel pengaduan yang begitu banyak tentang adanya binatang, baik hidup maupun mati, yang ditemukan di dalam makanan tersaji. Sebut saja kecoak, belatung, hewan ini kerap tak sengaja terhidang dan menemani santapan restauran ini. Berita ini berdasarkan artikel yang saya temukan di sini dan di sini. Bahkan Tololpedia, sebuah website nyentrik buatan indonesia telah memuat berita ini dengan kasarnya. Coba klik disini. Wallahu'alam.

Okelah, cukup sudah. Kesimpulan dari Customer Reports terhadap solaria adalah restoran ini memiliki ahli marketing dan tata ruang yang luar biasa hebat, bisa menginspirasi dan menjadi pelajaran setiap orang. Tapi kehebatan ini tidak didukung penuh oleh manajemen operasi  yang baik, sehingga apa yang diharapkan orang di awal tidak terpenuhi dengan baik, sehingga image solaria tidak seperti yang diharapkan.

ARA's CUSTOMER REPORTS RATING 
Overall Rating: 40/100
FirstSight: ©©© (Nice)
Layout Design : ©©©©© (Great!)
Product: © (Poor)
Service: © (Poor)
Impression: © (Poor)


Oh ya, kalo mau iseng coba variasi yang lain, coba disini nih, hahaha

Naah ini (mungkin) kembarannya. Hahaha shelaria, lo bisa nemuin warung aneh ini di Grand Mall Bekasi lantai dasar, dengan mas yang lagi garukin ketek dan mbak yang niruin bebek keselek. HUAHAHAHAHA semoga bisa jadi alternatif kalo suatu saat nemuin 'something moving' di capcay pesenan kamu di solaria yang asli.

Okay, have a nice day guys!

Warmly Regards
ARA

Comments

  1. setujuuuuu!
    tempatnya sih enak, tapi pelayanannya itu loh malesi banget -__-
    dan porsi makanannya porsi kuli haha.

    nice post anyway!
    lanjut gan! :D

    ReplyDelete
  2. warung aneh ini di Grand Mall Bekasi lantai dasar, dengan mas yang lagi garukin ketek dan mbak yang niruin bebek keselek

    HAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAAAAAAA

    ReplyDelete
  3. hahaha :D
    @miko: makasiiih!
    @k dhanita: ups ups awas keselek juga!

    ReplyDelete
  4. hwahaha...garukin ketek
    (gubrak)
    -_-

    ReplyDelete
  5. solaria entah goosip entah bukan katanya mengandung angciu dan minyak b2 ya?
    jadi ga halal buat umat muslim...

    *dulu pernah makan disolar ia..lammaaaaa banget datang makanannya..
    tapi sejak tahu tidak bersertifikat mui dan mengandung b2 maka saya memutuskan untuk tidak lagi makan di solar ia *versi klinik tong ..:lol:

    ReplyDelete
  6. yg jadi pertanyaan gw adalah... Lo ngapain di solaria, selama itu, ampe denger album kangen band 3 lap? Man...
    Hahahaha :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Comment adalah sebagian dari iman :D

Popular posts from this blog

Trade off dan Oportunity cost dalam kehidupan

Hahahahahahaa what a nice function! Sering kali kita, para lelaki, menganggap bahwa wanita itu adalah suatu masalah. yap! Ada yang bilang mereka itu banyak maunya, minta beli ini, minta jemput, minta ditelpon, diisiin pulsa, diajak malming...dan masih terlalu banyak 'tuntutan' lainnya. Wanita itu lemah, harus 24 jam dijaga nonstop! Bahkan ada tipe wanita yang overposessif, sampai2 trima sms dari temen aja harus lapor max 1x24 jam! hmm..gw jadi mikir, dan cukup flashback sama pengalaman pribadi..Ternyata emang setiap cowo mempertimbangkan semua hal untuk menggebet cewe idamannya, nggak cuma faktor intern but also extern. Disinilah muncul hukum ekonomi, "Trade Off" dan "Opportunity Cost". Nggak ada yang lo bisa borong di dunia ini(Walaupun bokap lo muntah duit) Uang bukan segalanya, karena nggak semua permasalahan di dunia ini bisa lo selesaiin dengan duit. seperti yang satu ini: MISAL: Ini surti dan ngatiyem Kita ngomongin 2 cewek diatas, Surti

Bagaimana Bisa - Tiga Pertanyaan untuk Kita dan Semesta

Bagaimana bisa aku bisa menulis rangkuman masa lalu , bila setiap detik yang berlalu menjadi ceritanya sendiri? Tulisanku berkejaran dengan memori yang terus terbentuk, terbentuk, terbentuk, lalu terbentur dengan kecepatan jariku merekam setiap kenangan dalam tulisan. Aku hanya ingat samar samar wajah letih seorang perempuan di taman anjing itu, berjalan menyusuri lorong panjang diantara kedai kopi dan pizza, lalu mendekat memanggilku dari belakang. Hmm, sosok yang familiar, namun terasa asing setelah mungkin dua-tiga tahun mengikuti sepak terjangnya di dunia maya. Apa yang aku bisa ingat? Perawakannya yang tinggi putih dengan kacamata besar, pakaiannya cukup manis melengkapi alis ulat bulu dan bibirnya yang tebal. Sisanya, ingatanku memudar seperti lipstiknya kala itu. Mungkin yang sedikit bisa aku ingat adalah caranya bicara dan mendengarkan. Tentang bagaimana ia percaya bahwa produk Apple lebih superior dibandingkan merek gawai lain, tentang kesulitan tidurnya dan apa akar masalahny

PLEDOI UNTUK FEAST/BASKARA: Lagu Peradaban Memang Lebih Keras!

Baskara tidak perlu minta maaf, apalagi klarifikasi. Lagu peradaban memang lebih keras dan lebih cadas dari musik metal dan rock manapun. * * * Saya seorang penikmat dan pemain musik sejak kecil. Masa SD saya diramaikan dengan lagu-lagu sheila on 7 dan dewa-19. Beranjak SMP dan SMA musik saya pun tumbuh lebih cadas, saya membentuk sebuah-dua buah band dan menyanyikan banyak genre yang dianggap keren dan menggelegar seperti metallica, avenged sevenfold, dan system of a down, baik di jamming session atau sampai ikut beberapa festival. Sampai saat ini saya masih mendengarkan lagu-lagu itu, masih hafal bahkan beberapa. Namun sebagai penikmat musik yang pengetahuannya toh biasa-biasa saja, saya memiliki opini sendiri tentang kasus feast dan baskara ini. Pada sebuah sesi interview 2 bulan lalu, baskara mewakili feast memberikan opininya tentang musik rock dan peradaban seperti ini: Nggak selamanya kemarahan itu harus disuarakan dengan distorsi gitar dan teriak-teriak. Buat kam