Tak lekas hilang dari ingatan kita, sebuah film yang menyeruak beberapa waktu yang lalu. Film yang menarik 30.000 penonton hanya dalam waktu satu minggu kemunculannya, menghebohkan Indonesia dengan konsep-konsep kontroversial. Judulnya pun tidak biasa: Film Tanda Tanya (?)
Sebenarnya, alur ceritanya yang diciptakan Hanung Bramantyo cukup menarik. Realitas konflik antar agama yang terjadi, lika liku kehidupan yang dikontraskan dengan hubungan transedental manusia dengan penciptanya. Secara sinematografi, ini merupakan karya seni anak bangsa yang menakjubkan. Namun dilihat dari sisi agama? Hmmm mari kita bicarakan lebih lanjut.
Ide perdamaian yang diusung berasal dari pemikiran tentang pluralitas bangsa Indonesia. Jika multikulturalisme berusaha mencari perbedaan dan menganggapnya sebagai anugerah, pluralisme mencari kesamaan pada tiap-tiap elemen dan berusaha menyatukannya pada tujuan tertentu. Ketika pluralisme diaplikasikan dalam hal kesukuan, adat istiadat, atau budaya tentunya akan sangat baik, tapi
tidak dalam kehidupan beragama. Perlu kehati-hatian dalam intepretasinya.
Pada dasarnya, agama itu aksiomatik. Ia akan membenarkan dirinya sendiri dan menganulir agama lain yang tidak sejalan. Contohnya, apabila seseorang menganut agama islam, maka ia akan menanggap agama Islam lah yang paling benar dibandingkan agama lainnya. Ia juga berhak mengatakan bahwa agama lain itu salah, tidak akan masuk surga, kafir, dsb. Itu adalah ajaran agamanya dan merupakan otoritas yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Begitu pula dengan agama lain, hak mereka untuk membenarkan dan menganulir sama besarnya.
Tentu saja, perilaku atas penegasian tersebut bukan berarti anarkis, lalu menghancurkan atau membinasakan mahluk lainnya. Kita bicara dalam tataran ideologi dan kepercayaan. Segala perilaku tentunya kembali pada agama itu sendiri dan bagaimana negara mengaturnya dalam undang-undang.
Nah, ketika paham pluralis masuk dan mengakomodasi perbedaan ini, banyak sekali friksi dan pertentangan yang terjadi. Bagaimana tidak? Paham ini berusaha mengeneralisir bahwa semua agama adalah sama. Ketuhanan yang maha esa menjadi tujuan utama, sedangkan agama hanya menjadi cara untuk mencapainya. Layaknya anda berpakaian, menutupi aurat dan menjaga suhu tubuh adalah tujuan utama, sedangkan agama diibaratkan sebagai warna baju yang bebas anda ganti ganti. Hari ini hijau, besok jadi ungu, satu minggu kedepan berubah menjadi cokelat bukan masalah. Yang penting tujuannya sama, caranya baik, dan tidak mengganggu orang lain. Besok ke masjid, minggu ke gereja pun bukan hal besar
Hey kawan! Inilah yang disebut dengan pendangkalan aqidah! Orang yang menganut paham seperti ini bisa dikatakan benar-benar dangkal dalam memahami agama. Secara filosofis, sebenarnya agama tercipta dari perbedaan konsepsi ketuhanan. Mengapa ada katolik dan protestan? mengapa Hindu Budha tidak menjadi satu? Karena memang Tuhan yang dipercaya berbeda! Agama adalah identitas dari masing-masing konsepsi tersebut.
Pluralisme yang menyamakan tuhan seluruh agama inilah yang sama sekali tidak masuk diakal. Menyamakan semua tuhan berarti menyamakan semua agama. Mempercayai tuhan dari agama lain, berarti tidak menganggap tuhan sendiri yang paling benar. Menganggap agama lain sama dengan agamanya, berarti menganggap agamanya bukan merupakan agama yang paling benar. Saat orang mempercayai bahwa semua agama itu benar, maka dengan kata lain ia menganggap semua agama itu salah. Atheisme model baru berkedok humanisme yang membahayakan aqidah setiap agama, bukan hanya Islam (seharusnya).
Film tanda tanya merupakan wujud keprihatinan sang sutradara terhadap anarkisme di Indonesia. Niatnya baik, hanya cara dan pemahamannya yang harus diperbaiki, sehingga tidak menimbulkan salah kaprah ,pemahaman yang menyesatkan, serta kontroversi ditengah masyarakat. Baik kontroversi yang direncanakan atau tidak.
Diluar itu semua, adanya anarkisme membuktikan ketidakmampuan negara dalam mengelola konflik horizontal antar dan intra umat beragama. Pemerintah seharusnya memiliki bisa lebih berperan besar dalam menyikapi polemik yang terjadi, menjadi mediator dan fasilitator sehingga tercipta negara kesatuan republik indonesia yang lebih nyaman untuk semua.
First of all thanks for creating such a wonderful site. The concepts you explained here are very clear...so good luck...!
ReplyDeleteGOod luck...!!!
ReplyDeleteaku akan selalu mendukung apapun itu tentang bangsa indonesia..