Skip to main content

TITIK BALIK

Hari ini adalah titik balik saya melihat Indonesia dan orang-orang yang mengelolanya.

Yang saya rasa tadinya menghargai demokrasi, menyuburkan iklim diskusi dan debat terbuka demi kebijakan publik yang lebih baik,

Yang akrab dengan kritik, merangkul kebebasan berorasi dan berpendapat,

Yang tak anti dengan tutur kata dan dialektika.

Hari ini Ravio Patra ditangkap. 


Ravio @raviopatra adalah salah satu teman saya - mungkin tidak bisa dibilang teman betul. Kami berkenalan melalui teman dan sejawat yang concern terhadap berbagai isu dan kebijakan. Beberapa kali ngobrol banyak tentang dunia, tentang indonesia, dan hal-hal yang tak pernah ada habisnya. Kami jauh secara frekuensi, namun dekat secara intelektual.

Belakangan Ravio yang pernah mengurangi aktivitas dunia maya nya karena sebuah peristiwa (baca: https://tirto.id/bagaimana-ravio-dilaporkan-wempy-lewat-uu-ite-cyi8) beberapa bulan lalu mulai kembali aktif bergerak. Ia mulai populer dan viral di twitter melalui kritik kebijakan publik dengan gayanya yang khas, bernas dan berbasiskan data.

Nampaknya berbagai isu yang belakangan ia soroti membuat sebagian kalangan gerah. Isu seperti landasan hukum penunjukan langsung mitra prakerja yang dianggap tidak sesuai prosedur, kinerja beberapa staff khusus, serta penanganan pemerintah terhadap pandemi Covid-19. Ia sempat menulis satu artikel keras di tirto tentang sesatnya penyajian data oleh BNPB https://tirto.id/kenapa-penyajian-data-rasio-kematian-covid-19-dari-bnpb-menyesatkan-eP1k.


Hari ini Ravio ditangkap. Cellphone-nya di-hack, lalu dibuat seakan menyebarkan pesan makar untuk menjarah toko dan membakar bangunan sekitar.

Saya tidak tahu siapa yang melakukan ini pada teman baik saya, tapi siapapun itu pasti punya kemampuan luar biasa untuk menyusupi gawai dari jauh, menembus two-step verification bahkan sidik jari untuk menyebarkan pesan konyol dan memfitnah ravio.

Semoga segera terungkap. Kekonyolan ini membahayakan demokrasi kita. Ravio jelas bukan yang pertama dan pasti tidak akan menjadi yang terakhir. Kalau Ravio, dengan jaringan internasional, LSM, dan berbagai pejabat publik saja bisa dikriminalisasi, kamu pun bisa diperlakukan dengan cara yang sama kejinya.

"I disapprove of what you say, but I will defend to the death your right to say it" -Hall


Saya kira tadinya prinsip ini masih berlaku, ternyata tidak. Hati-hati kawan. Orde baru mungkin akan kembali lagi.

#salingjaga
#bebaskanravio
#bebaskankawankami

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Bisa - Tiga Pertanyaan untuk Kita dan Semesta

Bagaimana bisa aku bisa menulis rangkuman masa lalu , bila setiap detik yang berlalu menjadi ceritanya sendiri? Tulisanku berkejaran dengan memori yang terus terbentuk, terbentuk, terbentuk, lalu terbentur dengan kecepatan jariku merekam setiap kenangan dalam tulisan. Aku hanya ingat samar samar wajah letih seorang perempuan di taman anjing itu, berjalan menyusuri lorong panjang diantara kedai kopi dan pizza, lalu mendekat memanggilku dari belakang. Hmm, sosok yang familiar, namun terasa asing setelah mungkin dua-tiga tahun mengikuti sepak terjangnya di dunia maya. Apa yang aku bisa ingat? Perawakannya yang tinggi putih dengan kacamata besar, pakaiannya cukup manis melengkapi alis ulat bulu dan bibirnya yang tebal. Sisanya, ingatanku memudar seperti lipstiknya kala itu. Mungkin yang sedikit bisa aku ingat adalah caranya bicara dan mendengarkan. Tentang bagaimana ia percaya bahwa produk Apple lebih superior dibandingkan merek gawai lain, tentang kesulitan tidurnya dan apa akar masalahny

Trade off dan Oportunity cost dalam kehidupan

Hahahahahahaa what a nice function! Sering kali kita, para lelaki, menganggap bahwa wanita itu adalah suatu masalah. yap! Ada yang bilang mereka itu banyak maunya, minta beli ini, minta jemput, minta ditelpon, diisiin pulsa, diajak malming...dan masih terlalu banyak 'tuntutan' lainnya. Wanita itu lemah, harus 24 jam dijaga nonstop! Bahkan ada tipe wanita yang overposessif, sampai2 trima sms dari temen aja harus lapor max 1x24 jam! hmm..gw jadi mikir, dan cukup flashback sama pengalaman pribadi..Ternyata emang setiap cowo mempertimbangkan semua hal untuk menggebet cewe idamannya, nggak cuma faktor intern but also extern. Disinilah muncul hukum ekonomi, "Trade Off" dan "Opportunity Cost". Nggak ada yang lo bisa borong di dunia ini(Walaupun bokap lo muntah duit) Uang bukan segalanya, karena nggak semua permasalahan di dunia ini bisa lo selesaiin dengan duit. seperti yang satu ini: MISAL: Ini surti dan ngatiyem Kita ngomongin 2 cewek diatas, Surti

Get Out of the Model!

Pernah ke hypermart ITC Depok? Kalau belum, cobalah. Naik ke lantai 2, lalu naik eskalator dalam hypermart. Anda akan menemukan keadaan seperti ini di eskalatornya. Sekilas nampak berantakan. Tapi coba lihat lebih dekat What? Chiki? Iya. Cemilan dalam kemasan (entah namanya apa). Ratusan hingga ribuan snack ditumpahkan ditengah, kiri dan kanan eskalator yang sedang berjalan. Terlihat mereka yang menggunakan eskalator excited dan mulai menyentuh berbagai merek sepanjang perjalanan. Sebagian terlihat mengambil dan langsung memakannya.  Menurut saya ini cerdas. Sangat cerdas. Low-cost innovation untuk meningkatkan customer experience yang tepat guna. Hypermart berhasil mempertemukan konsumen primer snack ringan - anak kecil dan remaja - dengan eskalator yang dikategorikan sebagai ruang publik yang menyenangkan (playful) bagi konsumen tersebut. Apakah inovasi harus mahal? Apakah promosi untuk meningkatkan experience harus bermodal ratusan juta-milyaran rupi