Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2010

Mendefinisikan ulang kata nasionalisme

Aku berpikir kembali tentang nasionalisme saat anggota dewan yang terhormat dengan elegannya meminta negara untuk merenovasi gedung mewahnya yang (kabarnya) miring 7 derajat akibat gempa tasikmalaya. Pembangunan yang menghabiskan dana sekitar 1,8 trilyun ini diklaim bisa meningkatkan kinerja anggota dewan senayan tersebut kemudian, saya jadi ingat kasus century waktu silam, beberapa dewan berkata bahwa 6,7 trilyun bisa digunakan untuk sekolah, rakyat, dsb. apakah mereka mendukung pembangunan ini ya? Aku berpikir kembali tentang nasionalisme saat kami mencoba untuk membantu rakyat (yang katanya) melarat, dengan berwiraswasta. Dengan modal yang cukup besar, kami berinvestasi di satu industri sederhana. Namun apa daya masyarakat ternyata telah menjadi rampok. iklim investasi berantakan, keamanan tak terjamin. persetan dengan csr, kami diperbudak calo-calo kebenaran yang baru berpihak apabila kami membayar. lalu aku kembali berpikir tentang nasionalisme saat seorang putri bangsa

Kontradiksi Kehidupan dalam beragama

Assalamu'alaikum Wr. Wb                       "Bekerjalah seakan-akan kamu meninggal 100 tahun lagi, dan beribadahlah seakan-akan kamu mati esok hari" . Teman-teman pasti pernah mendengar kalimat ini. Kalimat yang menggambarkan betapa kehidupan memiliki porsinya sendiri-sendiri, memiliki bagian yang harus diberikan secara khusus tanpa harus mengganggu kinerja satu dengan yang lain. Betapa sempurnanya seorang manusia, sebuah peradaban, ketika memiliki apa yang tercantum dalam kalimat tersebut.                          Namun sadarkah kawan bahwa kalimat diatas merupakan sesuatu yang mustahil? coba teman-teman bayangkan bagaimana caranya bekerja keras jika membayangkan esok hari akan mati? Kalian sudah membuat sebuah life plan selama 60 tahun, 10 tahun, 5 tahun, 1 tahun, 1 bulan kedepan secara mendetail (bahkan telah memprediksikan calon istri dan kapan akan memiliki cucu!). Kalian juga telah membuat target dan indikator indikator keberhasilannya. Bagaimana itu bisa terlak

Sebuah Analisa Mendalam: "Masihkah Anda Tega Memberi Uang pada Pengemis?'

Ada hal yang mengganggu pikiran saya sejak idul fitri kemarin. Sebuah hal (yang dianggap) lazim oleh masyarakat indonesia. karena sudah mengakar pada budaya kita semua. Hal ini cukup mengesampingkan harkat dan martabat bangsa, bahkan beberapa kali menjadi headline surat kabar nasional karena memakan korban jiwa. Ya kawan, kita berbicara soal pengemis. orang yang setiap harinya hidup dari belas kasihan orang lain. pengemis di taman makam pahlawan, bogor. doc. pribadi Saya percaya, bahwa tidak satupun dari kita semua yang tidak memiliki rasa belas kasihan. Hal ini terbukti dari seringnya kita memberi uang kepada mereka dimanapun kapanpun saat kita inginkan. Hal ini bagus, namun bagaimana dampak dari pemberian kita terhadap masyarakat sekitar, daerah, lebih luas lagi pada negara dan mental dari bangsa ini? Saat memberi pengemis di lampu merah, pernahkah teman-teman mencoba berempati terhadap pedagang yang juga berjualan disana? nah kawan, mari kita lihat lebih dekat. Semua orang tahu bah