Sabtu kemarin, sahabat saya sejak masuk kuliah menikah.
Jombang Santani Khairen. Pria nyentrik dari padang ini akhirnya laku juga di pasar bebas, dibeli oleh wanita beruntung (atau bisa jadi sial) berdarah sunda. Keduanya sah secara agama sejak Sabtu, 8 Juli 2017 jam 8.30an lewat sedikit di Jonggol, Kabupaten Bogor.
Tabiatnya nggak berubah. Di hari paling seriusnya selama dia hidup, dia masih aja cengar cengir non wibawa. Masih dengan sikap hormat dari pelaminan tatkala melihat saya hadir, masih tawa khasnya saat menutup pernikahan dengan doa. Entah dosa apa yang pernah dilakukan istrinya, J.S. Khairen - panggilan pena nya - adalah pengantin paling tidak serius yang pernah saya lihat.
Jombang Santani Khairen. Pria nyentrik dari padang ini akhirnya laku juga di pasar bebas, dibeli oleh wanita beruntung (atau bisa jadi sial) berdarah sunda. Keduanya sah secara agama sejak Sabtu, 8 Juli 2017 jam 8.30an lewat sedikit di Jonggol, Kabupaten Bogor.
Kiri ke Kanan: Mertua, Jombang, Istrinya, Adiknya Jombang, Ibunya (ketutup) |
Tabiatnya nggak berubah. Di hari paling seriusnya selama dia hidup, dia masih aja cengar cengir non wibawa. Masih dengan sikap hormat dari pelaminan tatkala melihat saya hadir, masih tawa khasnya saat menutup pernikahan dengan doa. Entah dosa apa yang pernah dilakukan istrinya, J.S. Khairen - panggilan pena nya - adalah pengantin paling tidak serius yang pernah saya lihat.
Lu gak bisa serius dikit apa, jom?! Doa itu woi! |
Penulis berbagai buku best seller terbitan gramedia dan mizan ini merupakan satu dari sedikit "teman tidur" saya di masa kuliah. We've been through a lot of things. Kenal saat masa pra-OPK FEUI, lalu ikut lomba business plan, membangun UI Studentpreneurs, dan banyak lagi. Seorang drummer yang sempat galau mau kuliah musik di Amerika, master guru pencak silat UI, wartawan rusuh di BOE, kini memutuskan untuk menapak tangga kehidupan selanjutnya.
Ketuker ini fotonya, bahaya! |
For me, it's a quite shocking news. A happy day for him definitely, but, is it really gonna make him happy for the rest of his life?
* * *
Malamnya saya kembali menghadiri pernikahan teman baik saya. Perkenalan yang singkat, namun cukup berkesan dan intensif.
Rangga Gandina. Seorang pegawai di Facebook Indonesia. Iya, Facebook-nya Zuckerberg, yang anda pakai sekarang. Dulu sempet denger namanya saat menjabat Project Officer Jazz Goes To Campus (JGTC FEUI), akhirnya bisa kenal dan kerja intensif bersama saat mengawal Ivan Ahda sebagai Ketua ILUNI UI. Karena beliau sempet kerja di banyak ahensi dan mengawal brand besar, saya pun sempat belajar banyak secara privat. A thoughtful and quite nice guy, lucu - kata pacar saya, tapi sangat sistematis dan tipikal people person yang disukai semua orang (or client solution banget lah pokoknya :p).
kiri ke kanan: ibunya rangga, tamu, rangga, istrinya, ibunya istrinya |
Malam itu beliau tampil classy dengan jas hitam fit, while his princess - ya bisa lihat sendiri ya, im not a fashion blogger. Saat maju dan bersalaman, cengiran khasnya langsung ngembang. "Ini lho ara yang aku ceritain" katanya saat mengenalkan dengan istrinya. "Thanks ra udah dateng. Kapan nih kalian? Gw kan juga mau dateng party lo". Kita berdua nyengir, dan akhirnya pertanyaan sejuta umat ini ditutup dengan foto bersama.
FOTONYA KEBALIK LAGI!!! |
On my way home, I try to recall the early question i made: This marriage. Are they really happy? Is it the best possible way they can take, atau sebaliknya... ini adalah pintu menuju kehidupan yang tidak mereka kehendaki?
* * *
Teruntuk sahabat saya yang baru saja menikah.
Ada kalanya saya melihat pernikahan justru membuat potensi seseorang tidak dapat termaksimalkan dengan baik. Ada banyak contoh kala sendiri jauh lebih cepat dan baik dibandingkan berdua. Mana yang akan kalian alami? Time will answer.
The problem is, you guys are really a very great person. You all gonna change the world better, one day. But will marriage boost the ultimate process, or cancel it forever?
This is what i really worry about marriage.
Pernikahan tidak seharusnya membatasi apapun yang kita perjuangkan.
Pernikahan justru adalah bahan bakar ekstra, supir kedua, pendorong mobil bersama saat mesin utama tak bekerja.
Pernikahan tidak sepatutnya memenjara hasrat berkarya. Tidak semestinya membatasi keinginan untuk menjadi pribadi terbaik dan berguna bagi masyarakat.
Maka JANGAN BIARKAN pernikahan menghalangimu untuk menjadi apapun yang kalian inginkan. You have to be THAT BIG as you thought before. Change the world - both of you, make it a better place.
and promise me, be yourself. Be a better yourself after marriage, not the otherwise.
see you all on top.
see you all on top.
your very best friend.
ara
Tulisan paling romantis hari ini. Nikah seharusnya tidak pernah "membatasi" diri dan pasangan dari hal-hal yang ingin dilakukan ketika sendiri atau ketika bersama teman-teman seperjuangan. Terima kasih Kak Ara atas tulisan yang menyegarkan!
ReplyDeleteJadi... kapan.... Kak..... Ara...... Merrr.... Riii... T??? *pulang