Skip to main content

Cinta dan Levelnya (Aforisma #1)


Apalah arti hidup tanpa cinta. Kehidupan akan hampa, sesak dengan kebisingan dari rutinitas pribadi. Cinta menyegarkan, menghirup segala problematika yang terjadi. Bahkan cinta seakan menjadi anastesi alami menjadi pengobat jiwa yang selalu gamang akan hari harinya. Kini bagiku cinta yang sedemikian abstrak pun memiliki tingkatan. Sang bodoh mencoba berdialektika, dalam bahasa yang berbeda: filsafat cinta. mari kita mulai omong kosong ini

Cinta tingkat satu berorientasi pada rupa dan warna. Fisik menjadi segalanya, dimana mata dan pancaindra adalah tokoh utama yang bersandiwara. Arogansi tangan untuk meraba, mata untuk menelanjangi, bibir untuk menjilat, lengan dan punggung untuk dibelai. tak ada main dengan hati, ia khusus berbicara bagaimana raga ini bisa terpuaskan, terlepaskan hasrat entah suci atau keji. tak peduli pasti

Cinta tingkat dua adalah menjelmanya perasaaan karena ada yang diberikan. Karena kita mendapatkan sesuatu dari seseorang. Cinta berbanding lurus dengan apa yang kita dapat. Makin banyak mendapat, makin cinta, makin berasa cintanya. Materi, perhatian, bunga baik itu segar maupun kertas menjadi molekul penting level percintaan ini

Cinta tingkat tiga kini jauh lebih mulia. Ia hadir untuk memberi, bukan untuk meminta. Makin banyak memberi, makin nikmat, makin terasa sayang dan cinta yang hadir. Tak ada alasan yang jelas mengapa kita harus memberi, tapi orgasme terindah adalah saat kita bisa menyenangkan seseorang nun spesial itu. Banyak yang berkata cinta ini suci, penuh keabadian, tak terbatas oleh ruang dan waktu. Benar, karena ini cinta tertinggi yang bisa dimiliki oleh setiap mahluk kepada mahluk lain. ingat, mahluk pada mahluk lain

Dan dogma mengatakan, cinta tertinggi adalah cinta yang hadir karena pencipta yang maha kuasa. Cinta yang tulus, bersih, dan suci. Ia hadir karena kita ingin menyenangkan NYA. Hadirnya cinta pun karena ada kewajiban yang harus ditunaikan sebagai seorang sempurna. Cinta pada penguasa semesta adalah abstrak, namun sedemikian kuatnya. Tak ada benda yang patut dicintai, tak ada lekuk tubuh yang patut dirindukan kecuali hanya satu: DIA.

ada dimana cinta kita, kawan?
mari mencari cinta

ara
16/11/10

Comments

Post a Comment

Comment adalah sebagian dari iman :D

Popular posts from this blog

Trade off dan Oportunity cost dalam kehidupan

Hahahahahahaa what a nice function! Sering kali kita, para lelaki, menganggap bahwa wanita itu adalah suatu masalah. yap! Ada yang bilang mereka itu banyak maunya, minta beli ini, minta jemput, minta ditelpon, diisiin pulsa, diajak malming...dan masih terlalu banyak 'tuntutan' lainnya. Wanita itu lemah, harus 24 jam dijaga nonstop! Bahkan ada tipe wanita yang overposessif, sampai2 trima sms dari temen aja harus lapor max 1x24 jam! hmm..gw jadi mikir, dan cukup flashback sama pengalaman pribadi..Ternyata emang setiap cowo mempertimbangkan semua hal untuk menggebet cewe idamannya, nggak cuma faktor intern but also extern. Disinilah muncul hukum ekonomi, "Trade Off" dan "Opportunity Cost". Nggak ada yang lo bisa borong di dunia ini(Walaupun bokap lo muntah duit) Uang bukan segalanya, karena nggak semua permasalahan di dunia ini bisa lo selesaiin dengan duit. seperti yang satu ini: MISAL: Ini surti dan ngatiyem Kita ngomongin 2 cewek diatas, Surti...

Bagaimana Bisa - Tiga Pertanyaan untuk Kita dan Semesta

Bagaimana bisa aku bisa menulis rangkuman masa lalu , bila setiap detik yang berlalu menjadi ceritanya sendiri? Tulisanku berkejaran dengan memori yang terus terbentuk, terbentuk, terbentuk, lalu terbentur dengan kecepatan jariku merekam setiap kenangan dalam tulisan. Aku hanya ingat samar samar wajah letih seorang perempuan di taman anjing itu, berjalan menyusuri lorong panjang diantara kedai kopi dan pizza, lalu mendekat memanggilku dari belakang. Hmm, sosok yang familiar, namun terasa asing setelah mungkin dua-tiga tahun mengikuti sepak terjangnya di dunia maya. Apa yang aku bisa ingat? Perawakannya yang tinggi putih dengan kacamata besar, pakaiannya cukup manis melengkapi alis ulat bulu dan bibirnya yang tebal. Sisanya, ingatanku memudar seperti lipstiknya kala itu. Mungkin yang sedikit bisa aku ingat adalah caranya bicara dan mendengarkan. Tentang bagaimana ia percaya bahwa produk Apple lebih superior dibandingkan merek gawai lain, tentang kesulitan tidurnya dan apa akar masalahny...

PLEDOI UNTUK FEAST/BASKARA: Lagu Peradaban Memang Lebih Keras!

Baskara tidak perlu minta maaf, apalagi klarifikasi. Lagu peradaban memang lebih keras dan lebih cadas dari musik metal dan rock manapun. * * * Saya seorang penikmat dan pemain musik sejak kecil. Masa SD saya diramaikan dengan lagu-lagu sheila on 7 dan dewa-19. Beranjak SMP dan SMA musik saya pun tumbuh lebih cadas, saya membentuk sebuah-dua buah band dan menyanyikan banyak genre yang dianggap keren dan menggelegar seperti metallica, avenged sevenfold, dan system of a down, baik di jamming session atau sampai ikut beberapa festival. Sampai saat ini saya masih mendengarkan lagu-lagu itu, masih hafal bahkan beberapa. Namun sebagai penikmat musik yang pengetahuannya toh biasa-biasa saja, saya memiliki opini sendiri tentang kasus feast dan baskara ini. Pada sebuah sesi interview 2 bulan lalu, baskara mewakili feast memberikan opininya tentang musik rock dan peradaban seperti ini: Nggak selamanya kemarahan itu harus disuarakan dengan distorsi gitar dan teriak-teriak. Buat kam...