Skip to main content

Peranan Membangun Kapasitas Organisasi dan Menciptakan Suksesi Yang Lebih Baik


Membangun organisasi bukanlah sekedar mengikuti alur dan peranan tuhan yang disebut takdir; setiap orang tahu itu. Tapi tidak semua menjalankannya dengan sadar. Membangun organisasi layaknya merawat sebuah pohon, dimana ada tujuan akhir yang menjadi alasan organisasi ini masih berdiri, tujuan besar ini kemudian diejawantahkan dalam rencana-rencana jangka panjang, menengah dan pendek. Ada pelaku /subjek organisasi, lalu ada struktur yang jelas, metode kerja yang sesuai dengan organisasinya. Tentunya banyak sekali untuk menjelaskan filosofi organisasi, tapi yang ingin saya tuju adalah bahwa kesadaran akan VISI dan MISI organisasi inilah yang penting untuk membangun kapasitas organisasi yang lebih baik, dan tentunya berimbas pada kaderisasi setelah itu.

VISI dan MISI sebuah organisasi yang jelas, akan berimbas pada pelaku (atau biasa disebut pengurus) nya. Imbas ini lah yang dicari, didambakan, diharapkan setiap pelaku organisasi. Misalnya ketika VISI saya adalah membangun sebuah rumah, jelas orang yang membantu membangun rumah saya akan merasakan rumah yang megah nantinya, disamping pengerjaannya yang penuh canda tawa, kekeluargaan, kerja keras, pembelajaran  pekerjaan atau sikap, soliditas, kebanggaan akan jabatan dan profesionalisme, bahkan tak ayal jika sesama pembangun rumah saling mengenal dan bisa bekerja sama di ladang yang lain. Imbas inilah yang saya sebut manfaat organisasi.

This is what peoples find in the campus. Mereka tidak dibayar dengan uang untuk bekerja, mengorbankan waktu belajar dan bermain hanya untuk berkutat dengan marketing call, atau proposal kegiatan yang ribetnya setengah mati. They are paid with experience, skill, self-development, and dignity of his/her organisation. Mereka berharap akan ada sesuatu yang tumbuh dari pengorbanan mereka selama ini. Mereka berharap ada jaringan yang didapat, pengalaman dan keahlian yang diturunkan dari senior atau extraordinatnya. Maka, manfaat pragmatis ini tidak bisa dianggap sepele. We need to explore it, and sell it to our ‘customer’.

Contoh realnya yang saya alami adalah pada dua organisasi besar ini ternyata kalah dengan sebuah kepanitiaan (walau juga besar, scopenya nasional. Dengan jumlah staf yang mendaftar berjumlah 200 orang, kepanitiaan ini hanya menerima kurang lebih 50 orang untuk menjadi bagian dari tim tersebut. Masa kerja terhitung satu tahun kurang lebih, artinya tidak jauh berbeda dibandingkan organisasi struktural. Kemudian kita lihat totalitas, profesionalitas orang orangnya, saya pikir masih jauh lebih unggul kepanitiaan ini. Mengapa bisa demikian? Karena kepanitiaan ini telah belasan tahun terpercaya mendevelop orang-orang yang ada di dalamnya untuk bekerja secara profesional, on time, keahlian yang tinggi, fokus yang luar biasa, dengan tidak menghilangkan unsur2 kekeluargaan serta kedekatan personal. Ini yang satu benchmark yang saya pikir pantas untuk ditiru. TUJUAN dan MANFAAT ORGANISASI yang nyata dan terorganisir dengan baik merupakan kunci sukses dari capacity development dan suksesi yang lebih baik 

Pendek kata, jika organisasi terkenal baik, prestigeous, profesional, pastilah orang berbondong-bondong masuk. We need to develop  our internal capability, prove it with our work, sell the ‘product’  and let people know it and buy it. Suksesi yang lebih baik bukan sekedar keniscayaan, Insya Allah.

Comments

Post a Comment

Comment adalah sebagian dari iman :D

Popular posts from this blog

Bagaimana Bisa - Tiga Pertanyaan untuk Kita dan Semesta

Bagaimana bisa aku bisa menulis rangkuman masa lalu , bila setiap detik yang berlalu menjadi ceritanya sendiri? Tulisanku berkejaran dengan memori yang terus terbentuk, terbentuk, terbentuk, lalu terbentur dengan kecepatan jariku merekam setiap kenangan dalam tulisan. Aku hanya ingat samar samar wajah letih seorang perempuan di taman anjing itu, berjalan menyusuri lorong panjang diantara kedai kopi dan pizza, lalu mendekat memanggilku dari belakang. Hmm, sosok yang familiar, namun terasa asing setelah mungkin dua-tiga tahun mengikuti sepak terjangnya di dunia maya. Apa yang aku bisa ingat? Perawakannya yang tinggi putih dengan kacamata besar, pakaiannya cukup manis melengkapi alis ulat bulu dan bibirnya yang tebal. Sisanya, ingatanku memudar seperti lipstiknya kala itu. Mungkin yang sedikit bisa aku ingat adalah caranya bicara dan mendengarkan. Tentang bagaimana ia percaya bahwa produk Apple lebih superior dibandingkan merek gawai lain, tentang kesulitan tidurnya dan apa akar masalahny

Trade off dan Oportunity cost dalam kehidupan

Hahahahahahaa what a nice function! Sering kali kita, para lelaki, menganggap bahwa wanita itu adalah suatu masalah. yap! Ada yang bilang mereka itu banyak maunya, minta beli ini, minta jemput, minta ditelpon, diisiin pulsa, diajak malming...dan masih terlalu banyak 'tuntutan' lainnya. Wanita itu lemah, harus 24 jam dijaga nonstop! Bahkan ada tipe wanita yang overposessif, sampai2 trima sms dari temen aja harus lapor max 1x24 jam! hmm..gw jadi mikir, dan cukup flashback sama pengalaman pribadi..Ternyata emang setiap cowo mempertimbangkan semua hal untuk menggebet cewe idamannya, nggak cuma faktor intern but also extern. Disinilah muncul hukum ekonomi, "Trade Off" dan "Opportunity Cost". Nggak ada yang lo bisa borong di dunia ini(Walaupun bokap lo muntah duit) Uang bukan segalanya, karena nggak semua permasalahan di dunia ini bisa lo selesaiin dengan duit. seperti yang satu ini: MISAL: Ini surti dan ngatiyem Kita ngomongin 2 cewek diatas, Surti

Get Out of the Model!

Pernah ke hypermart ITC Depok? Kalau belum, cobalah. Naik ke lantai 2, lalu naik eskalator dalam hypermart. Anda akan menemukan keadaan seperti ini di eskalatornya. Sekilas nampak berantakan. Tapi coba lihat lebih dekat What? Chiki? Iya. Cemilan dalam kemasan (entah namanya apa). Ratusan hingga ribuan snack ditumpahkan ditengah, kiri dan kanan eskalator yang sedang berjalan. Terlihat mereka yang menggunakan eskalator excited dan mulai menyentuh berbagai merek sepanjang perjalanan. Sebagian terlihat mengambil dan langsung memakannya.  Menurut saya ini cerdas. Sangat cerdas. Low-cost innovation untuk meningkatkan customer experience yang tepat guna. Hypermart berhasil mempertemukan konsumen primer snack ringan - anak kecil dan remaja - dengan eskalator yang dikategorikan sebagai ruang publik yang menyenangkan (playful) bagi konsumen tersebut. Apakah inovasi harus mahal? Apakah promosi untuk meningkatkan experience harus bermodal ratusan juta-milyaran rupi