Skip to main content

Negeri Para Bedebah


Tidak heran, dalam survei sebuah lembaga professional di hongkong, Indonesia menduduki peringkat paling atas dalam korupsi di Asia-Pasifik. IPK Indonesia terus merosot walau sempat naik di posisi ketiga, kini turun lagi menduduki posisi pertama. Tak juga membingungkan bila kepercayaan masyarakat terus turun pada pemerintah, hasil survei yang kian menukik pada individu pemimpinnya. Lihat saja kawan, orang-orang di lembaga legislatif tak becus mengurusi apa yang dimandatkan padanya. Polisi, kehakiman, dan kejaksaan terus mengecewakan rakyat dengan tidak adanya prestasi membanggakan, bahkan memalukan dengan tertangkapnya berbagai oknum dalam kasus KKN.

Komisi Pemberantasan Korupsi yang menjadi satu-satunya harapan ternyata menjadi public enemy, diusir dari ruang sidang wakil rakyat yang terhormat, dan bersiap dikebiri pada prolegnas nanti. Media massa terlalu gamblang berpihak pada pemilik modal, baik cetak maupun elektronik. Berita yang dibawanya tak ada memberikan senyuman sedikitpun. Politik ekonomi sosial budaya Indonesia kini berada di ambang batas kehancuran. Inilah negara kita, dengan bangga kami persembahkan sebuah mahakarya, negeri para bedebah

Bagaimana tidak bedebah? Ketua persepakbolaan indonesia, yang sudah menjabat 15 tahun (3 periode), mantan napi pula, kini berniat maju kembali dan ingin ‘memajukan’ indonesia. Bagaimana tidak busuk bila kepala daerah baik tingkat kotamadya, kabupaten, gubernur, atau legislatif daerah banyak yang memalsukan ijazah, bahkan terlibat kriminal? Bagaimana bisa seorang yang dianggap (atau menganggap dirinya) ahli ternyata tidak beres mengurusi pekerjaannya, bisanya hanya ngomel saja di media serta membentak semua orang.

Cukup sudah hei kalian para bedebah! Kami lelah mendengar segala intrikmu, kami pusing dengan segala janji dan bualan data-data digitalmu, kami capek mendengar segala pepesan kosong yang kalian berikan.

Kami lapar! Kami ingin pintar! Kami ingin pekerjaan!

Kami ingin bukti kongkrit pekerjaanmu, progress nyata. Kami menginginkan kemajuan yang absolut, tidak berdasarkan terawangan mbah bodoh yang bahkan tak mengerti takdirnya sendiri. Ayo, tunjukkan kualitasmu, buktikan bahwa apa yang kalian kerjakan benar-benar bermanfaat untuk kami, bangsa ini, untuk Indonesia!

Bangun, hey kalian para bedebah!


Cukuplah sudah aksi kalian. Kalau tidak becus dan merasa tidak mampu, silahkan harakiri saja. Usai semua!

Comments

Popular posts from this blog

Trade off dan Oportunity cost dalam kehidupan

Hahahahahahaa what a nice function! Sering kali kita, para lelaki, menganggap bahwa wanita itu adalah suatu masalah. yap! Ada yang bilang mereka itu banyak maunya, minta beli ini, minta jemput, minta ditelpon, diisiin pulsa, diajak malming...dan masih terlalu banyak 'tuntutan' lainnya. Wanita itu lemah, harus 24 jam dijaga nonstop! Bahkan ada tipe wanita yang overposessif, sampai2 trima sms dari temen aja harus lapor max 1x24 jam! hmm..gw jadi mikir, dan cukup flashback sama pengalaman pribadi..Ternyata emang setiap cowo mempertimbangkan semua hal untuk menggebet cewe idamannya, nggak cuma faktor intern but also extern. Disinilah muncul hukum ekonomi, "Trade Off" dan "Opportunity Cost". Nggak ada yang lo bisa borong di dunia ini(Walaupun bokap lo muntah duit) Uang bukan segalanya, karena nggak semua permasalahan di dunia ini bisa lo selesaiin dengan duit. seperti yang satu ini: MISAL: Ini surti dan ngatiyem Kita ngomongin 2 cewek diatas, Surti...

Bagaimana Bisa - Tiga Pertanyaan untuk Kita dan Semesta

Bagaimana bisa aku bisa menulis rangkuman masa lalu , bila setiap detik yang berlalu menjadi ceritanya sendiri? Tulisanku berkejaran dengan memori yang terus terbentuk, terbentuk, terbentuk, lalu terbentur dengan kecepatan jariku merekam setiap kenangan dalam tulisan. Aku hanya ingat samar samar wajah letih seorang perempuan di taman anjing itu, berjalan menyusuri lorong panjang diantara kedai kopi dan pizza, lalu mendekat memanggilku dari belakang. Hmm, sosok yang familiar, namun terasa asing setelah mungkin dua-tiga tahun mengikuti sepak terjangnya di dunia maya. Apa yang aku bisa ingat? Perawakannya yang tinggi putih dengan kacamata besar, pakaiannya cukup manis melengkapi alis ulat bulu dan bibirnya yang tebal. Sisanya, ingatanku memudar seperti lipstiknya kala itu. Mungkin yang sedikit bisa aku ingat adalah caranya bicara dan mendengarkan. Tentang bagaimana ia percaya bahwa produk Apple lebih superior dibandingkan merek gawai lain, tentang kesulitan tidurnya dan apa akar masalahny...

PLEDOI UNTUK FEAST/BASKARA: Lagu Peradaban Memang Lebih Keras!

Baskara tidak perlu minta maaf, apalagi klarifikasi. Lagu peradaban memang lebih keras dan lebih cadas dari musik metal dan rock manapun. * * * Saya seorang penikmat dan pemain musik sejak kecil. Masa SD saya diramaikan dengan lagu-lagu sheila on 7 dan dewa-19. Beranjak SMP dan SMA musik saya pun tumbuh lebih cadas, saya membentuk sebuah-dua buah band dan menyanyikan banyak genre yang dianggap keren dan menggelegar seperti metallica, avenged sevenfold, dan system of a down, baik di jamming session atau sampai ikut beberapa festival. Sampai saat ini saya masih mendengarkan lagu-lagu itu, masih hafal bahkan beberapa. Namun sebagai penikmat musik yang pengetahuannya toh biasa-biasa saja, saya memiliki opini sendiri tentang kasus feast dan baskara ini. Pada sebuah sesi interview 2 bulan lalu, baskara mewakili feast memberikan opininya tentang musik rock dan peradaban seperti ini: Nggak selamanya kemarahan itu harus disuarakan dengan distorsi gitar dan teriak-teriak. Buat kam...