Skip to main content

@iskan_dahlan pencitraan, benarkah? (sedikit uneg-uneg)

Sedikit tersentil dengan anggapan orang-orang pada pak dahlan iskan. #pencitraan katanya. Benarkah?

Dlm buku "Inilah dahlan itulah dahlan", saya membaca begitu banyak testimonial tokoh besar terkait beliau. #pencitraan

Kesimpulan saya justru dahlan iskan sejak dulu paaaaling nggak kenal #pencitraan. Ia malah terkesan spontan dan serampangan.

Ingat waktu beliau membuka pintu tol? Satu indonesia rame, teman kantornya nanggepin biasa aja. "Ya pak bos memang begitu" #pencitraan

Begitulah dahlan setiap harinya, jadi menteri/nggak. Naik kereta commuter, makan soto, jalan kaki dari rumah-kantor. Yakin #pencitraan?

Soal kinerja pun outstanding. i have to say restrukturisasi KAI tdk lepas dari tangan dingin beliau #pencitraan

Dosen tamu kelas MPR, petinggi Telkom, pun mengakui kepemimpinan dahlan membuka barrier politis selama ini #pencitraan

Bahkan bila memang beliau #pencitraan, ministry note mingguannya akan selalu dibantai orang. Cek disini dahlaniskan.wordpress.com #pencitraan

Karena satu prinsip #pencitraan, adalah bila publikasi melebihi fakta kinerja. Bila sebanding? itu namanya publikasi.

Indonesia butuh lebih banyak publikasi mengenai kinerja nyata. Kami muak dengan konflik, rencana, dan #pencitraan

Maka kesimpulan uneg uneg sore ini adalah, satu: definisi #pencitraan adalah bila publikasi tidak sesuai dgn kinerja.

Dua. (Menurut saya) Dahlan iskan bukan tipe pemimpin #pencitraan. Banyaknya berita dikarenakan jaringan media yg ia miliki.

Sekian #pencitraan. Maaf flooding timeline. Hehe :D

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Bisa - Tiga Pertanyaan untuk Kita dan Semesta

Bagaimana bisa aku bisa menulis rangkuman masa lalu , bila setiap detik yang berlalu menjadi ceritanya sendiri? Tulisanku berkejaran dengan memori yang terus terbentuk, terbentuk, terbentuk, lalu terbentur dengan kecepatan jariku merekam setiap kenangan dalam tulisan. Aku hanya ingat samar samar wajah letih seorang perempuan di taman anjing itu, berjalan menyusuri lorong panjang diantara kedai kopi dan pizza, lalu mendekat memanggilku dari belakang. Hmm, sosok yang familiar, namun terasa asing setelah mungkin dua-tiga tahun mengikuti sepak terjangnya di dunia maya. Apa yang aku bisa ingat? Perawakannya yang tinggi putih dengan kacamata besar, pakaiannya cukup manis melengkapi alis ulat bulu dan bibirnya yang tebal. Sisanya, ingatanku memudar seperti lipstiknya kala itu. Mungkin yang sedikit bisa aku ingat adalah caranya bicara dan mendengarkan. Tentang bagaimana ia percaya bahwa produk Apple lebih superior dibandingkan merek gawai lain, tentang kesulitan tidurnya dan apa akar masalahny

Trade off dan Oportunity cost dalam kehidupan

Hahahahahahaa what a nice function! Sering kali kita, para lelaki, menganggap bahwa wanita itu adalah suatu masalah. yap! Ada yang bilang mereka itu banyak maunya, minta beli ini, minta jemput, minta ditelpon, diisiin pulsa, diajak malming...dan masih terlalu banyak 'tuntutan' lainnya. Wanita itu lemah, harus 24 jam dijaga nonstop! Bahkan ada tipe wanita yang overposessif, sampai2 trima sms dari temen aja harus lapor max 1x24 jam! hmm..gw jadi mikir, dan cukup flashback sama pengalaman pribadi..Ternyata emang setiap cowo mempertimbangkan semua hal untuk menggebet cewe idamannya, nggak cuma faktor intern but also extern. Disinilah muncul hukum ekonomi, "Trade Off" dan "Opportunity Cost". Nggak ada yang lo bisa borong di dunia ini(Walaupun bokap lo muntah duit) Uang bukan segalanya, karena nggak semua permasalahan di dunia ini bisa lo selesaiin dengan duit. seperti yang satu ini: MISAL: Ini surti dan ngatiyem Kita ngomongin 2 cewek diatas, Surti

Get Out of the Model!

Pernah ke hypermart ITC Depok? Kalau belum, cobalah. Naik ke lantai 2, lalu naik eskalator dalam hypermart. Anda akan menemukan keadaan seperti ini di eskalatornya. Sekilas nampak berantakan. Tapi coba lihat lebih dekat What? Chiki? Iya. Cemilan dalam kemasan (entah namanya apa). Ratusan hingga ribuan snack ditumpahkan ditengah, kiri dan kanan eskalator yang sedang berjalan. Terlihat mereka yang menggunakan eskalator excited dan mulai menyentuh berbagai merek sepanjang perjalanan. Sebagian terlihat mengambil dan langsung memakannya.  Menurut saya ini cerdas. Sangat cerdas. Low-cost innovation untuk meningkatkan customer experience yang tepat guna. Hypermart berhasil mempertemukan konsumen primer snack ringan - anak kecil dan remaja - dengan eskalator yang dikategorikan sebagai ruang publik yang menyenangkan (playful) bagi konsumen tersebut. Apakah inovasi harus mahal? Apakah promosi untuk meningkatkan experience harus bermodal ratusan juta-milyaran rupi