Skip to main content

Tentang Tulisan yang Menggerakkan

Menulis memang tidak mudah. Aktifitas intelektual sejati, katanya. Dalam quotes yang melegenda, mbah pramoedya ananta toer mengatakan "Menulis adalah bekerja untuk keabadian". Anda boleh meninggal, dipenjara, diracun dan disiksa - tapi tulisan tetap bersuara lantang menyuarakan kebenaran.

Tulisan telah mengubah dunia. Ini mosi penting dalam milestone sejarah kita. Semua revolusi diawali dari tulisan, tak peduli barat atau timur.

Tahukah anda, ada 250.000 orang hadir menyaksikan pembacaan tulisan (pidato) "I Have a Dream" dari Martin Luther King?

Ingat bagaimana tulisan-tulisan Amien Rais di harian Republika berdampak pada 'kudeta' tahun 1998?

Sadarkah kita fenomena Jokowi-Ahok disokong oleh ribuan media massa yang disusun dari kepingan huruf dan angka dalam koran, televisi, dan kanal berita online?

Singkat kata, dunia dibentuk oleh tulisan. Anda ingin mengubah dunia? Menulislah.

Menulis boleh apa saja. Sebagian memuaskan hasrat diri sendiri. Sebagian membagi ilmunya pada yang lain.

Tapi ada perbedaan signifikan antara tulisan yang biasa saja, dengan tulisan yang mengubah dunia:

Tulisan itu menggerakan orang lain.

It moves people to do something beyond their imagination.

To do something, for the sake of theirself.

Simon Sinek dalam sebuah tayangan TEDx mengungkapkan, struktur otak manusia didesain menerima informasi sesuai dengan tipenya. What, How, dan Why.

Bila kita ingin masuk pada bagian otak yang menggerakkan, mempengaruhi pengambilan keputusan. Mulailah dengan Why.

Mulailah menulis lebih dalam tentang "mengapa". mengapa ini penting. Mengapa mereka harus percaya. Mengapa keyakinan anda penting bagi dunia - dan bagi para pembaca itu sendiri.

Presiden Soekarno dalam propagandanya mengatakan "Berdikari adalah konsepsi yang menggetarkan dunia barat, membuat para imperialis takut bergemetar pada new emerging forces".

Ia mengatakan apa yang ia percaya. Mengapa ini penting bagi dunia - bagi pembacanya. Lalu kita semua turut mendukung apa yang ia usung. Konsepsi itu melegenda hingga kini, berdiri diatas kaki sendiri menjadi trademark nasionalisme untuk melawan produk asing dalam konteks penjajahan baru / neo kolonialisme.

HIPMI UI 2012, organisasi yang pernah saya pimpin setahun lalu pun berawal dari believeness. "Kami percaya bahwa kewirausahaan adalah bagian dari pergerakan mahasiswa untuk indonesia yang lebih baik". Maka seluruh anggota percaya, bisnis yang mereka jalankan bukanlah profit sempit semata. Harus ada imbal balik bagi stakeholder, bagi Indonesia, dan bagi dunia yang lebih baik.

Sekali lagi, ini tentang apa yang anda percaya. Kan kenapa ini penting bagi dunia, dan bagi mereka yang membacanya.

Lalu soal lainnya,  menulis memang menggerakkan, dengan catatan tulisannya cukup baik untuk dibaca.

Bagaimana tulisan yang baik? Yang diksinya tepat, pesannya sampai dan menginspirasi.

Mulailah dengan membaca banyak hal. Garbage in garbage out. Tak ada yang dibaca, tak akan ada bahan untuk menulis

Bacalah apa saja yang menarik anda, lalu tuliskan. Baca, tulis, baca, lalu tulis. Anda akan terbiasa menyebarkan ilmu yang anda dapat

Saran saya, kurangi membaca novel. Mulailah dengan buku sejarah, biografi, dan pemikiran.

Sejarah membantu mengenal masa lalu dan masa depan. l'histoire se répète.

Biografi membantu kita mengenal role model sebagai panutan diri.

Buku pemikiran tokoh seperti Demokrasi Kita (hatta), Detik-detik yang menentukan (B.J. Habibie), dari Soekarno hingga SBY (Prof Tjipta Lesmana) atau bahkan The Histoy of God karya Karen Armstrong yang sedang tenar saat ini. Bacalah pemikirannya, resapi apa yang lihat, dan sikapi pemikiran secara objektif dan rendah hati.

Lebih banyak membaca juga dapat memperkaya diksi, selain latihan menulis yang harus kita lakukan.

Maka kesimpulannya

Mari menulis.

Tulislah hal yang berkualitas. Yang menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu

Caranya?

Lebih banyak membaca, Lebih banyak menulis. Baca, lalu tulis. Tulis yang kau baca. Tulis yang kau pikirkan. Tulis yang kau rasakan

Maka percayalah, dunia akan lebih baik dengan tulisanmu.

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Bisa - Tiga Pertanyaan untuk Kita dan Semesta

Bagaimana bisa aku bisa menulis rangkuman masa lalu , bila setiap detik yang berlalu menjadi ceritanya sendiri? Tulisanku berkejaran dengan memori yang terus terbentuk, terbentuk, terbentuk, lalu terbentur dengan kecepatan jariku merekam setiap kenangan dalam tulisan. Aku hanya ingat samar samar wajah letih seorang perempuan di taman anjing itu, berjalan menyusuri lorong panjang diantara kedai kopi dan pizza, lalu mendekat memanggilku dari belakang. Hmm, sosok yang familiar, namun terasa asing setelah mungkin dua-tiga tahun mengikuti sepak terjangnya di dunia maya. Apa yang aku bisa ingat? Perawakannya yang tinggi putih dengan kacamata besar, pakaiannya cukup manis melengkapi alis ulat bulu dan bibirnya yang tebal. Sisanya, ingatanku memudar seperti lipstiknya kala itu. Mungkin yang sedikit bisa aku ingat adalah caranya bicara dan mendengarkan. Tentang bagaimana ia percaya bahwa produk Apple lebih superior dibandingkan merek gawai lain, tentang kesulitan tidurnya dan apa akar masalahny

Trade off dan Oportunity cost dalam kehidupan

Hahahahahahaa what a nice function! Sering kali kita, para lelaki, menganggap bahwa wanita itu adalah suatu masalah. yap! Ada yang bilang mereka itu banyak maunya, minta beli ini, minta jemput, minta ditelpon, diisiin pulsa, diajak malming...dan masih terlalu banyak 'tuntutan' lainnya. Wanita itu lemah, harus 24 jam dijaga nonstop! Bahkan ada tipe wanita yang overposessif, sampai2 trima sms dari temen aja harus lapor max 1x24 jam! hmm..gw jadi mikir, dan cukup flashback sama pengalaman pribadi..Ternyata emang setiap cowo mempertimbangkan semua hal untuk menggebet cewe idamannya, nggak cuma faktor intern but also extern. Disinilah muncul hukum ekonomi, "Trade Off" dan "Opportunity Cost". Nggak ada yang lo bisa borong di dunia ini(Walaupun bokap lo muntah duit) Uang bukan segalanya, karena nggak semua permasalahan di dunia ini bisa lo selesaiin dengan duit. seperti yang satu ini: MISAL: Ini surti dan ngatiyem Kita ngomongin 2 cewek diatas, Surti

Get Out of the Model!

Pernah ke hypermart ITC Depok? Kalau belum, cobalah. Naik ke lantai 2, lalu naik eskalator dalam hypermart. Anda akan menemukan keadaan seperti ini di eskalatornya. Sekilas nampak berantakan. Tapi coba lihat lebih dekat What? Chiki? Iya. Cemilan dalam kemasan (entah namanya apa). Ratusan hingga ribuan snack ditumpahkan ditengah, kiri dan kanan eskalator yang sedang berjalan. Terlihat mereka yang menggunakan eskalator excited dan mulai menyentuh berbagai merek sepanjang perjalanan. Sebagian terlihat mengambil dan langsung memakannya.  Menurut saya ini cerdas. Sangat cerdas. Low-cost innovation untuk meningkatkan customer experience yang tepat guna. Hypermart berhasil mempertemukan konsumen primer snack ringan - anak kecil dan remaja - dengan eskalator yang dikategorikan sebagai ruang publik yang menyenangkan (playful) bagi konsumen tersebut. Apakah inovasi harus mahal? Apakah promosi untuk meningkatkan experience harus bermodal ratusan juta-milyaran rupi