Skip to main content

200 words for Internship in LAPOR UKP4

Andai Saya menjadi Communication & Design Specialist, Program LAPOR UKP4
Membangun Rasa Kepemilikan Indonesia (yang sebenarnya)

Mengawali tulisan ini, saya kembali mengingat apa yang dikatakan Pandji Pragiwaksono dalam talkshow Mata Najwa edisi Pemimpin Bersih. Saat sang tuan rumah – Najwa Syihab mempersoalkan generasi muda yang kian apatis agar tidak repot terbawa masalah, Pandji menganalogikan Indonesia sebagai rumah kita bersama. Walau sudah ada yang kita bayar melalui pajak, seharusnya rasa memiliki akan republik ini tak membuat kita menunggu ‘pelayan’ membersihkan rumah kita dari berbagai ‘kekotoran’.

Hari ini kita sudah merasa memiliki Indonesia. Kita sedih apabila ada yang ‘mengotorinya’. Namun tak banyak yang mengerti (dan memiliki kemampuan) untuk mengubah keadaan.

Maka dari itu saya nyaris menjerit saat mengetahui portal ini hadir, terlebih tumbuh dari rahim birokrasi itu sendiri. LAPOR mengadaptasi mekanisme Whistle Blowing, dipadukan dengan teknologi serta konektifitas mobile membuat saya terkagum luar biasa. Semakin dipelajari, semakin menumbuhkan optimisme akan Indonesia yang lebih baik.

Kini melalui program magang saya terpanggil untuk bergabung. Pengetahuan marketing, pengalaman pada komunitas, kepemimpinan, serta kemampuan manajerial yang saya miliki (saya harap) mampu berkontribusi pada meluasnya partisipasi publik dan kinerja pemerintah secara keseluruhan.


Mengapa saya peduli? Karena saya pemilik Indonesia, dan saya bertanggung jawab atas Indonesia yang lebih baik di masa depan.

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Bisa - Tiga Pertanyaan untuk Kita dan Semesta

Bagaimana bisa aku bisa menulis rangkuman masa lalu , bila setiap detik yang berlalu menjadi ceritanya sendiri? Tulisanku berkejaran dengan memori yang terus terbentuk, terbentuk, terbentuk, lalu terbentur dengan kecepatan jariku merekam setiap kenangan dalam tulisan. Aku hanya ingat samar samar wajah letih seorang perempuan di taman anjing itu, berjalan menyusuri lorong panjang diantara kedai kopi dan pizza, lalu mendekat memanggilku dari belakang. Hmm, sosok yang familiar, namun terasa asing setelah mungkin dua-tiga tahun mengikuti sepak terjangnya di dunia maya. Apa yang aku bisa ingat? Perawakannya yang tinggi putih dengan kacamata besar, pakaiannya cukup manis melengkapi alis ulat bulu dan bibirnya yang tebal. Sisanya, ingatanku memudar seperti lipstiknya kala itu. Mungkin yang sedikit bisa aku ingat adalah caranya bicara dan mendengarkan. Tentang bagaimana ia percaya bahwa produk Apple lebih superior dibandingkan merek gawai lain, tentang kesulitan tidurnya dan apa akar masalahny

Trade off dan Oportunity cost dalam kehidupan

Hahahahahahaa what a nice function! Sering kali kita, para lelaki, menganggap bahwa wanita itu adalah suatu masalah. yap! Ada yang bilang mereka itu banyak maunya, minta beli ini, minta jemput, minta ditelpon, diisiin pulsa, diajak malming...dan masih terlalu banyak 'tuntutan' lainnya. Wanita itu lemah, harus 24 jam dijaga nonstop! Bahkan ada tipe wanita yang overposessif, sampai2 trima sms dari temen aja harus lapor max 1x24 jam! hmm..gw jadi mikir, dan cukup flashback sama pengalaman pribadi..Ternyata emang setiap cowo mempertimbangkan semua hal untuk menggebet cewe idamannya, nggak cuma faktor intern but also extern. Disinilah muncul hukum ekonomi, "Trade Off" dan "Opportunity Cost". Nggak ada yang lo bisa borong di dunia ini(Walaupun bokap lo muntah duit) Uang bukan segalanya, karena nggak semua permasalahan di dunia ini bisa lo selesaiin dengan duit. seperti yang satu ini: MISAL: Ini surti dan ngatiyem Kita ngomongin 2 cewek diatas, Surti

Get Out of the Model!

Pernah ke hypermart ITC Depok? Kalau belum, cobalah. Naik ke lantai 2, lalu naik eskalator dalam hypermart. Anda akan menemukan keadaan seperti ini di eskalatornya. Sekilas nampak berantakan. Tapi coba lihat lebih dekat What? Chiki? Iya. Cemilan dalam kemasan (entah namanya apa). Ratusan hingga ribuan snack ditumpahkan ditengah, kiri dan kanan eskalator yang sedang berjalan. Terlihat mereka yang menggunakan eskalator excited dan mulai menyentuh berbagai merek sepanjang perjalanan. Sebagian terlihat mengambil dan langsung memakannya.  Menurut saya ini cerdas. Sangat cerdas. Low-cost innovation untuk meningkatkan customer experience yang tepat guna. Hypermart berhasil mempertemukan konsumen primer snack ringan - anak kecil dan remaja - dengan eskalator yang dikategorikan sebagai ruang publik yang menyenangkan (playful) bagi konsumen tersebut. Apakah inovasi harus mahal? Apakah promosi untuk meningkatkan experience harus bermodal ratusan juta-milyaran rupi