Halo! Udah lama pengen ngisi kolom portofolio diatas, tapi nggak kesampean terus. Belum ada momentum ceritanya. Nah sekarang kebetulan ada nih karya terbaru, coba pengen di post dengan gaya yang lebih santai ya.
Hampir dua minggu lalu gw baca sebuah baliho besar di pelataran stasiun universitas indonesia. Ada lomba poster dan foto yang diadain sama Bank Indonesia, terkait sosialisasi E-Money di kampus. Wah, menarik! Selain hadiahnya gadget keren, kasus yang ditawarkan menantang insting ke-marketing-an gw (halah). Okelah, challenge accepted! Lets do It!
Hal pertama yang gw lakukan adalah menghubungi sang pemilik gadget. Siapa lagi pemilik Canon EOS termutakhir kalo bukan @pienovizar (putri athirah ulfah novizar). Sempet bareng di UI Studentpreneurs dan HIPMI UI, jadi cukup kenal dan percaya utk minjem kameranya.
Setelah mendapatkan device, inilah saatnya hunting foto! Bersama pacar, saya pun melakukan penjepretan di sudut-sudut kampus. Dan inilah konsep serta hasilnya setelah diedit:
Konsep: Nggak Lagi
Uang tentunya menjadi alat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat setiap harinya. Dengan uang kita mampu membeli banyak hal, makanan, pakaian, hingga kebutuhan gaya hidup. Beberapa lembar kertas yang pada dasarnya tidak bernilai, dijaminkan oleh bank sentral sehingga mampu menjadi alat tukar yang sah dalam sebuah negara
Namun hari ini dunia semakin digital, pergaulan semakin global. Masyarakat menuntut adanya kepraktisan dalam hidup, yang membuat setiap negara - dan perusahaan berlomba memberikan inovasi yang memudahkan. E-Money menjadi salah satu terobosan luar biasa dalam dunia perbankan indonesia. Melalui penggunaannya, Emoney mampu menyediakan kepraktisan, keleluasaan bertransaksi, dan berbagai manfaat lain yang disediakan stakeholdersnya.
Maka dari itu konsep sosialisasi ini bertajuk "Nggak lagi", sebuah cerminan adanya budaya hidup baru yang meninggalkan tradisi lama. Inovasi yang membaharui kehidupan, membawa manusia pada level peradaban yang lebih tinggi dan meninggalkan konvensionalitas.
"Nggak lagi" mengulas kerugian yang dapat kita alami bila tidak menggunakan E-Money, sekaligus menjadi silogisme bahwa pengunaannya adalah sebuah tuntutan perkembangan jaman.
Penggunaan kata "Nggak' (instead of tidak) disesuaikan dengan pasar yang dituju. Mahasiswa sebagai kelas menengah muda lebih familiar dengan kata-kata keseharian dibandingkan yang baku. Penggunaan garis lurus panjang setelah "nggak lagi" mengisyaratkan banyak kerugian yang akan kita tinggalkan, bervariasi, serta mengisyaratkan bahwa poster sosialisasi ini lebih dari satu macam.
Berikut hasil karya yang dihasilkan:
1. Nggak Lagi | Kehilangan Uang
Pernah kehilangan uang dong? entah karena nyelip, atau jatuh saat merogoh handphone di saku. Dengan adanya E-Money, satu kartu dapat membuat berapun pecahan uang anda tidak akan tercecer. Apalagi kita mampu menganalisis transaksinya satu per satu rupiah.
Editing dilakukan pada contrass, brightness, dan blur sekitar uang. Kemudian wajah soekarno-hatta dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat sedih saat ditinggalkan pemiliknya
Lokasi: Taman FISIP UI - Psikologi UI
Waktu: Sekitar jam 3-5 sore
Kamera: Canon EOS
Model: Winda ayu Febrianti (kaki-sandal warna biru).
Camera-Man: Aditya Rian Anggoro
2. Nggak Lagi | Takut Kecopetan
Ide awalnya berasal dari ibu-ibu yang sering menyimpan uang di bra mereka dengan alasan keamanan. Namun karena tidak etis -serta modelnya nggak mau, akhirnya diilustrasikan di kaos kaki.
Ceritanya ini mau bayar di kantin, tapi mengeluarkan uang lewat kaus kaki. Ekspresi mbaknya mungkin nggak terlalu terlihat, tapi dibantu oleh mas-masi di pojok kiri (yang tidak terencana) seakan2 melihat hal aneh. Ini kok ada kaki naik ke atas meja? dengan E-Money, tidak lagi diperlukan menyimpan di kaos kaki, karena semua sudah aman.
Lokasi: Kantin FISIP UI
Waktu: Sekitar jam 3-5 sore
Kamera: Canon EOS
Model: Aditya Rian (kaki-sepatu cokelat), Mbak kantin fisip, mas kantin fisip
camera-Man: Winda Ayu Febriyanti
3. Nggak Lagi | Ngeri kena Bakteri
Sudah rahasia umum lah kalo uang tunai menyimpan sejuta bakteri, apalagi yang pecahan kecil (dengan transaksi lebih banyak dan tangan yang lebih bervariasi). Poster ini dengan eksplisit menunjukkan betapa berbahayanya memegang uang secara langsung, sekaligus menceritakan benefit E-Money yang tidak perlu menerima uang kembalian.
Tangan yang satu terlihat lebih hitam, diasumsikan sebagai pedagang yang memberikan uang kembalian. Asosiasinya adalah kotor dan kuman. Sedangkan tangan yang terlihat jijik sengaja dibuat putih dan tangan wanita, dengan jam tangan yang menunjukkan status sosial. Gambar bakteri dan kuman dibuat hiperbolik agar jelas maksud yang dituju.
Lokasi: Perpustakaan Pusat UI
Waktu: Sekitar jam 3-5 sore
Kamera: Canon EOS
Model: Aditya Rian (tangan pegang uang), Winda Ayu (tangan jijik)
camera-Man: Winda Ayu Febriyanti, Aditya Rian
4. Nggak Lagi | Repot Recehan
Gambar ini mengilustrasikan wanita yang sedang ingin membayar makanan, tapi uangnya recehan semua dan repot untuk memberikannya pada pedagang. Dengan E-Money, tidak perlu lagi ada kerepotan seperti ini
Lokasi: Kantin Perpustakaan Pusat UI
Waktu: Sekitar jam 3-5 sore
Kamera: Canon EOS
Model: Winda Ayu Febriyanti
Camera-Man: Aditya Rian
* * *
Demikian portofolio yang saya buat. Alhamdulillah sampai saat ini dua dari 5 karya ini masuk nominasi, bersaing dengan 7 karya lainnya (walaupun akhirnya tidak juara karena kalah retweet).
Pesan moral yang ingin diberikan sederhana, bahwa seperti inilah anak marketing bekerja. kita bukan desainer, kita bukan fotografer handal. Tapi kita menyampaikan pesan pada konsumen dengan efektif, sehingga harapannya ada behavioral change yang terjadi. Media hanyalah perantara, namun media yang efektif membawa dampak signifikan bagi stakeholders-nya.
Sekali lagi, inilah bedanya desainer dan marketeer! Yeah! All hail Marketing! HAHAHAAH *sombong*
Thank you for reading!
Hampir dua minggu lalu gw baca sebuah baliho besar di pelataran stasiun universitas indonesia. Ada lomba poster dan foto yang diadain sama Bank Indonesia, terkait sosialisasi E-Money di kampus. Wah, menarik! Selain hadiahnya gadget keren, kasus yang ditawarkan menantang insting ke-marketing-an gw (halah). Okelah, challenge accepted! Lets do It!
Hal pertama yang gw lakukan adalah menghubungi sang pemilik gadget. Siapa lagi pemilik Canon EOS termutakhir kalo bukan @pienovizar (putri athirah ulfah novizar). Sempet bareng di UI Studentpreneurs dan HIPMI UI, jadi cukup kenal dan percaya utk minjem kameranya.
Setelah mendapatkan device, inilah saatnya hunting foto! Bersama pacar, saya pun melakukan penjepretan di sudut-sudut kampus. Dan inilah konsep serta hasilnya setelah diedit:
Konsep: Nggak Lagi
Uang tentunya menjadi alat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat setiap harinya. Dengan uang kita mampu membeli banyak hal, makanan, pakaian, hingga kebutuhan gaya hidup. Beberapa lembar kertas yang pada dasarnya tidak bernilai, dijaminkan oleh bank sentral sehingga mampu menjadi alat tukar yang sah dalam sebuah negara
Namun hari ini dunia semakin digital, pergaulan semakin global. Masyarakat menuntut adanya kepraktisan dalam hidup, yang membuat setiap negara - dan perusahaan berlomba memberikan inovasi yang memudahkan. E-Money menjadi salah satu terobosan luar biasa dalam dunia perbankan indonesia. Melalui penggunaannya, Emoney mampu menyediakan kepraktisan, keleluasaan bertransaksi, dan berbagai manfaat lain yang disediakan stakeholdersnya.
Maka dari itu konsep sosialisasi ini bertajuk "Nggak lagi", sebuah cerminan adanya budaya hidup baru yang meninggalkan tradisi lama. Inovasi yang membaharui kehidupan, membawa manusia pada level peradaban yang lebih tinggi dan meninggalkan konvensionalitas.
"Nggak lagi" mengulas kerugian yang dapat kita alami bila tidak menggunakan E-Money, sekaligus menjadi silogisme bahwa pengunaannya adalah sebuah tuntutan perkembangan jaman.
Penggunaan kata "Nggak' (instead of tidak) disesuaikan dengan pasar yang dituju. Mahasiswa sebagai kelas menengah muda lebih familiar dengan kata-kata keseharian dibandingkan yang baku. Penggunaan garis lurus panjang setelah "nggak lagi" mengisyaratkan banyak kerugian yang akan kita tinggalkan, bervariasi, serta mengisyaratkan bahwa poster sosialisasi ini lebih dari satu macam.
Berikut hasil karya yang dihasilkan:
1. Nggak Lagi | Kehilangan Uang
Pernah kehilangan uang dong? entah karena nyelip, atau jatuh saat merogoh handphone di saku. Dengan adanya E-Money, satu kartu dapat membuat berapun pecahan uang anda tidak akan tercecer. Apalagi kita mampu menganalisis transaksinya satu per satu rupiah.
Editing dilakukan pada contrass, brightness, dan blur sekitar uang. Kemudian wajah soekarno-hatta dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat sedih saat ditinggalkan pemiliknya
Lokasi: Taman FISIP UI - Psikologi UI
Waktu: Sekitar jam 3-5 sore
Kamera: Canon EOS
Model: Winda ayu Febrianti (kaki-sandal warna biru).
Camera-Man: Aditya Rian Anggoro
2. Nggak Lagi | Takut Kecopetan
Ide awalnya berasal dari ibu-ibu yang sering menyimpan uang di bra mereka dengan alasan keamanan. Namun karena tidak etis -serta modelnya nggak mau, akhirnya diilustrasikan di kaos kaki.
Ceritanya ini mau bayar di kantin, tapi mengeluarkan uang lewat kaus kaki. Ekspresi mbaknya mungkin nggak terlalu terlihat, tapi dibantu oleh mas-masi di pojok kiri (yang tidak terencana) seakan2 melihat hal aneh. Ini kok ada kaki naik ke atas meja? dengan E-Money, tidak lagi diperlukan menyimpan di kaos kaki, karena semua sudah aman.
Lokasi: Kantin FISIP UI
Waktu: Sekitar jam 3-5 sore
Kamera: Canon EOS
Model: Aditya Rian (kaki-sepatu cokelat), Mbak kantin fisip, mas kantin fisip
camera-Man: Winda Ayu Febriyanti
3. Nggak Lagi | Ngeri kena Bakteri
Sudah rahasia umum lah kalo uang tunai menyimpan sejuta bakteri, apalagi yang pecahan kecil (dengan transaksi lebih banyak dan tangan yang lebih bervariasi). Poster ini dengan eksplisit menunjukkan betapa berbahayanya memegang uang secara langsung, sekaligus menceritakan benefit E-Money yang tidak perlu menerima uang kembalian.
Tangan yang satu terlihat lebih hitam, diasumsikan sebagai pedagang yang memberikan uang kembalian. Asosiasinya adalah kotor dan kuman. Sedangkan tangan yang terlihat jijik sengaja dibuat putih dan tangan wanita, dengan jam tangan yang menunjukkan status sosial. Gambar bakteri dan kuman dibuat hiperbolik agar jelas maksud yang dituju.
Lokasi: Perpustakaan Pusat UI
Waktu: Sekitar jam 3-5 sore
Kamera: Canon EOS
Model: Aditya Rian (tangan pegang uang), Winda Ayu (tangan jijik)
camera-Man: Winda Ayu Febriyanti, Aditya Rian
4. Nggak Lagi | Repot Recehan
Gambar ini mengilustrasikan wanita yang sedang ingin membayar makanan, tapi uangnya recehan semua dan repot untuk memberikannya pada pedagang. Dengan E-Money, tidak perlu lagi ada kerepotan seperti ini
Lokasi: Kantin Perpustakaan Pusat UI
Waktu: Sekitar jam 3-5 sore
Kamera: Canon EOS
Model: Winda Ayu Febriyanti
Camera-Man: Aditya Rian
* * *
Demikian portofolio yang saya buat. Alhamdulillah sampai saat ini dua dari 5 karya ini masuk nominasi, bersaing dengan 7 karya lainnya (walaupun akhirnya tidak juara karena kalah retweet).
Pesan moral yang ingin diberikan sederhana, bahwa seperti inilah anak marketing bekerja. kita bukan desainer, kita bukan fotografer handal. Tapi kita menyampaikan pesan pada konsumen dengan efektif, sehingga harapannya ada behavioral change yang terjadi. Media hanyalah perantara, namun media yang efektif membawa dampak signifikan bagi stakeholders-nya.
Sekali lagi, inilah bedanya desainer dan marketeer! Yeah! All hail Marketing! HAHAHAAH *sombong*
Thank you for reading!
Asli malah nebak apa yang ada dipikiran di mas yang ikut keprotret di (2. Nggak Lagi | Takut Kecopetan). Mungkin, 'Ini bocah lagi apa kaki kok diangkat ke meja, pake difoto lagi.' XD
ReplyDeleteHaha masnya agak zonk kayaknya :)) Bikin rame sekantin itu, ada kali kak naik turun meja selama 15 menit. Untung mbaknya cantik :P
Delete