Skip to main content

[Press Release] Setan Gentayangan tolak ‘Setan’ jadi Dewan

Minggu, 23 Maret 2014, sekelompok setan menampakkan wujudnya di pusat lalu lintas Kota Bekasi, tepatnya di Jalan Ahmad Yani. Terlihat pocong, drakula, zombie, hingga tuyul berdemonstrasi, membawa papan bertulisan, serta membagikan flyer tuntutan pada pengendara yang lewat. Mereka juga berpawai sembari menunjukkan spanduk bertuliskan “Kami Setan Menuntut Manusia agar Tidak Memilih ‘Setan’ sebagai Dewan di Pemilu 9 April”.
Stop Pilih Setan jadi Dewan!
Stop Pilih Setan jadi Dewan!
Ternyata kelompok tersebut adalah Relawan Turun Tangan Bekasi - pendukung Anies Baswedan - yang membuat gerakan bertajuk #GENTAYANGAN. Ceritanya, para setan bangkit dari kubur karena merasa tersaingi, muncul ’setan-setan’ baru di senayan sebagai dewan. Setan baru itu lebih terkenal dan lebih berkuasa, sehingga eksistensi setan konvensional terancam.
Pernyataan Setan
Aditya Rian, salah satu inisiator acara ini, mengatakan bahwa acara ini adalah wujud kepedulian relawan Turun Tangan agar masyarakat Bekasi lebih mengenal calon wakilnya di pemilu legislatif mendatang. “#GENTAYANGAN itu awalnya wujud kepedulian kami. Pemilu sudah dekat, tapi masih banyak orang yang belum kenal calon wakilnya di parlemen,” kata Ara - sapaan akrabnya.

Ia juga menambahkan bahwa tujuan lain dari acara tersebut adalah untuk mendukung orang baik masuk ke politik. “Politik buruk karena ada banyak orang-orang tidak kompeten di dalamnya. Maka dari itu kami mengajak masyarakat Bekasi untuk memilih orang-orang baik untuk masuk ke politik,” pungkasnya.
Ada sekitar 15 peserta yang beraksi menjadi setan. Dan masing-masing di antara mereka membawa kertas karton yang bertuliskan ajakan-ajakan untuk tidak golput. Selain itu juga ada banyak relawan yang menyebar leaflet sosialisasi pemilu dan calon presiden yang mereka dukung, yaitu Anies Baswedan.

Acara ini diharapkan akan membawa efek positif dengan menyadarkan semua orang bahwa masa depan Indonesia lima tahun yang akan datang bisa ditentukan lewat pemilu. “Harapan ke depannya, semoga muncul legislator berkualitas yang paham masalah dan benar-benar mewakili kepentingan konstituennya,” tambah Aditya Rian.

Aksi ini telah diliput oleh berbagai media massa, seperti TribunNews, Radar Bekasi, yahooID, dan lainnya, baik cetak maupun online.
Liputan di Media Massa


Berikut foto-foto lengkap terkait aksi hari minggu kemarin.
Hargai Kami!
Pilih yang Berkualitas, jangan Setan!
STOP

Comments

Popular posts from this blog

Film Soekarno: Mengecewakan

Tulisan ini penuh dengan opini personal dan subjektifitas. Silakan berdiskusi. Karena saya kecewa berat dengan Film ini. Mungkin Actingnya Ario Bayu cukup baik. Mukanya sangat mirip walau perut buncitnya tidak dikecilkan terlebih dahulu. Sorot matanya sebagai Soekarno tajam, tapi layu; Terlalu sering menunduk dan menunjukkan inferioritas seorang bapak bangsa Mungkin actingnya lukman sardi, maudy Koesnaidi, Sudjiwo Tedjo, pemeran bung kecil, sangat sangat baik. Top class actor & actress. Ferry salim jelek, kaku sekali dia menjadi orang jepang. Mungkin kolosalitas film ini cukup baik. Penggambaran romusha, perlakuan pelacur di barak kamp tentara jepang, ledakan gudang minyak - yang sebenarnya tidak penting, pidato yang disambut teriakan ratusan orang, pemberontakan akibat 'salah arah kiblat', darah dan tembakan dimana-mana, penculikan rengasdengklok yang buruk, revolusi tak jadi jakarta anti klimaks. Tetapi sebagai Soekarno-ist, yang membaca pemikirannya, mendenga...

Middle Management (Managers): Aset atau beban?

Seringkali middle management dianggap sebagai beban oleh banyak perusahaan dengan berbagai alasan. Gaji yang diberikan cukup besar, namun tidak mengerjakan pekerjaan teknis layaknya staff biasa - dimana bertambahnya man hour tidak melulu berbanding lurus dengan produktifitas. Pekerjaan koordinasi dan 'pembawa pesan' dari atasan kerap menjadi hal rutin saja. Sekadar bemper untuk menyampaikan keinginan bos, sekaligus pendengar keluh kesah tim atas ekspektasi perusahaan yang jauh diatas current capacity. Kuasa dan ruang main nya pun terbatas. Ia dianggap atasan bagi timnya, namun tidak cukup kuat untuk mempengaruhi kemana perusahaan bergerak. “I don’t think you want a management structure that’s just managers managing managers, managing managers, managing managers, managing the people who are doing the work.” Begitu kata Zuckerberg yang diamini oleh Elon Musk. Tidak heran pada masa-masa paceklik, middle management lah sasaran utama efisiensi. Saya beberapa kali berdiskusi, "A...

Jombang dan Rangga Kawin! Sebuah pesan akan kekhawatiran.

Sabtu kemarin, sahabat saya sejak masuk kuliah menikah. Jombang Santani Khairen. Pria nyentrik dari padang ini akhirnya laku juga di pasar bebas, dibeli oleh wanita beruntung (atau bisa jadi sial) berdarah sunda. Keduanya sah secara agama sejak Sabtu, 8 Juli 2017 jam 8.30an lewat sedikit di Jonggol, Kabupaten Bogor. Kiri ke Kanan: Mertua, Jombang, Istrinya, Adiknya Jombang, Ibunya (ketutup) Tabiatnya nggak berubah. Di hari paling seriusnya selama dia hidup, dia masih aja cengar cengir non wibawa. Masih dengan sikap hormat dari pelaminan tatkala melihat saya hadir, masih tawa khasnya saat menutup pernikahan dengan doa. Entah dosa apa yang pernah dilakukan istrinya, J.S. Khairen - panggilan pena nya - adalah pengantin paling tidak serius yang pernah saya lihat. Lu gak bisa serius dikit apa, jom?! Doa itu woi! Penulis berbagai buku best seller terbitan gramedia dan mizan ini merupakan satu dari sedikit "teman tidur" saya di masa kuliah. We've been through a...