Entah mengapa sigma publik terhadap ilmu ini sungguh kuat, hingga orang tua takut anaknya belajar filsafat - takut lupa Tuhan katanya. Teman-teman yang mendengar juga memperingatkan bahaya laten filosofi sebagai gerbang masuk atheistme (Saya curiga ini merupakan propaganda militer pada jamannya agar masyarakat tetap pada state ketidaktahuannya)
Tapi, apakah benar demikian?
Apakah filsafat mengajarkan anti tuhan? Apakah mempelajari filsafat begitu mengerikannya hingga anda bisa gila dikemudian hari?
Saya memanfaatkan momentum #30haribercerita ini salah satunya untuk membaca dan menulis kembali filsafat dari akarnya. Metode ini dipakai agar saya bisa lebih memahami materi ini dan bisa menjelaskannya ke publik dengan cara yang lebih sederhana. Mari kita mulai!
WHAT THE HELL IS PHYLOSOPHY?
Filsafat adalah seluruh pertanyaan rasional tentang apapun diluar daripada science. Literally, semuanya. Coba baca pertanyaan dibawah:"Apakah itu keadilan?"
"Apa itu kebaikan, apa itu kejahatan?"
"Apakah semua manusia baik atau jahat?"
"Dimanakah batasan berpikir manusia?"
"Apakah manusia memiliki jiwa?"
Berbagai pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan angka dan matematika (bahkan matematika adalah filsafat). Tidak dapat ditelaah DNA nya, tidak mampu ditakar oleh gelas enlenmeyer. Filsafat mengakomodasi seluruh pertanyaan tentang keberadaan manusia, pengetahuan, hubungan antar manusia, bumi dan semesta.
Terminologi filsafat sendiri berasal dari Yunani, φιλοσοφία, philosophia, yang berarti the love of wisdom. Istilah ini diprediksi diciptakan oleh pytagoras (iya, penemu rumus segitiga itu) dan dikembangan oleh berbagai ilmuwan besar seperti socrates dan muridnya plato.
Apa saja sih yang dibahas dalam filsafat?
Metaphysics (What is it?)
atau cabang filsafat yang berkutat dengan sifat sifat realita (the nature of reality). Filsafat metafisik tradisional awalnya sibuk pada pertanyaan "apakah tuhan ada?" atau "apakah manusia memiliki kendali atas dirinya sendiri?', namun filsafat metafisik kontemporer lebih berkutat pada subjek yang lebih menantang seperti "What is a thing? Ada berapa dimensi di dunia ini? apakah ada entitas diluar objek fisik? Apakah masa lalu itu ada? Bagaimana waktu dan tempat berkorelasi?Tentu sebagian pertanyaan mulai membuktikan hipotesis awal bahwa filsafat terdengar berbahaya, tapi filsafat jauh lebih besar dari sekadar membuktikan Tuhan ada atau tidak saja.
Epistemology (How do we know?)
Cabang ini mempelajari tentang sifat sifat pengetahuan dan kepercayaan. Contoh pertanyaan yang dibahas dalam cabang ini adalah "apa itu pengetahuan? Apakah kita sebenarnya dapat memiliki pengetahuan? Apakah kita memiliki pengetahuan tentang apa yang kita kira kita tahu saat ini?Epistemologi juga memberikan kita prinsip dasar yang disebut dengan skeptisisme - sebuah metode untuk menyangkal/tidak mempercayai sesuatu. Prinsip ini yang kemudian akan menjadi kunci bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan metodologi ilmiah.
Ethics (What should we do about it?)
Cabang filsafat ini berfokus pada apa yang seharusnya kita percayai dan bagaimana kita membuat penalaran/alasan (reasoning). Filsafat etik juga membahas bagaimana kita seharusnya melakukan sesuatu, seharusnya hidup, memperlakukan orang lain dan mengorganisasi masyarakat. Walaupun sebagian besar ethics yang dipakai saat ini bersumber pada agama, filsafat etik melihat berbagai problematika pengambilan keputusan dalam kacamata yang lebih besar dan rasional.***
Ini baru pengantar. Saya nulisnya juga lumayan pusing karena lebih banyak referensi yang harus dibaca. Namun, setidaknya pengantar ini mampu membuktikan bahwa
- Filsafat tidak melulu soal ketuhanan dan atheistme\
- Filsafat sebagai induk dari segala keilmuan sangat menarik dan menyenangkan untuk dipelajari
- Melihat sub topiknya, saya menerka akan banyak sekali manfaat yang didapat dari mempelajari filsafat di kehidupan sehari-hari.
Semoga ini jadi awal yang baik. Mari belajar bersama. Tabik!
Comments
Post a Comment
Comment adalah sebagian dari iman :D